Selasa, 02 Februari 2010

Wanita Rentan Terserang Kanker


WANITA ternyata lebih rentan terserang penyakit kanker. Karena itu, kaum hawa sebaiknya mulai menerapkan gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan yang sehat juga.

Saat ini kanker merupakan
salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, pada tahun 2015, diperkirakan ada 9 juta orang yang meninggal karena kanker dan tahun 2030 diperkirakan ada 11,4 juta kematian karena kanker.

Jumlah kematian akibat kanker lebih besar daripada total jumlah kematian akibat TBC, HIV, dan malaria. Sebab, kanker dapat menimpa semua dan semua bagian tubuh dan semua orang meskipun lebih banyak pada usia di atas 40 tahun.

WHO mengungkapkan terjadi peningkatan jumlah penderita kanker setiap tahunnya hingga mencapai 6,25 juta orang dan dua pertiganya berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, saat ini diperkirakan terdapat penderita kanker baru 1 : 1.000 penduduk per tahun.

Menurut data Departemen Kesehatan (Depkes), kanker merupakan penyebab kematian ke–5 di Indonesia dan mengalami peningkatan secara bermakna. Ironisnya, di negara berkembang, 80-90 persen biasanya tidak dapat disembuhkan karena penderita datang dalam stadium yang telah lanjut.

Memang, hingga saat ini belum ada data akurat mengenai kanker di Indonesia. Namun, diketahui dari rangkuman Pusat Patologi Indonesia, dari 10 jenis kanker paling banyak diderita di Indonesia, kanker leher rahim (serviks) dan kanker payudara menduduki angka tertinggi. Fakta ini membuktikan kaum wanita merupakan golongan paling berisiko terkena kanker dibandingkan pria.

Ketua II Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dr Melissa Luwia MHA mengatakan tidak dapat diketahui secara pasti mengapa wanita lebih rentan terhadap kanker. ”Dari data statistik memang mengungkapkan seperti itu. Tidak diketahui secara pasti mengapa wanita yang paling banyak menderita kanker dibanding pria,” katanya.

Gaya hidup tidak sehat, merokok, dan mengonsumsi makanan berlemak, Melissa menyebutkan, merupakan faktor paling banyak pencetus kanker. Dewasa ini para perempuan cenderung melakukan hal-hal yang merugikan kesehatan tersebut. Tidak heran, jumlah penderita kanker dari kaum hawa menanjak cepat.

”Memang tidak semua dari gaya hidup. Tetapi, biasanya penderita kanker menganut gaya hidup yang tidak baik. Misalnya penderita kanker serviks karena dia berhubungan seks dengan banyak orang. Kanker payudara akibat makanan berlemak. Kanker paru akibat merokok,” sebutnya.

Melisa menuturkan, akibat tingginya angka penderita kanker pada wanita, maka deteksi dini terhadap penyakit kanker ini menjadi begitu penting untuk menekan angka kematian. Rendahnya kesadaran mengenai kesehatan alat reproduksi ini yang akhirnya membuat perempuan berisiko terhadap kematian. Belum lagi ditambah posisi perempuan sebagai ”orang nomor dua” di keluarga membuatnya kian tak berdaya mengontrol kesehatan.

Salah satu upaya pencegahan kanker yang dapat dilakukan adalah dengan jalan pemeriksaan pap smer, untuk mengetahui secara dini adanya penyakit kanker serviks yang sampai kini masih menduduki tempat teratas penyebab kematian di kalangan kaum perempuan di Indonesia.

Selain pemeriksaan pap smer secara rutin, upaya pencegahan kanker serviks pada wanita, di antaranya menerapkan pola hidup sehat, menjaga keseimbangan makanan, banyak mengonsumsi sayur dan buah segar, hindari rokok atau berdekatan dengan seorang yang sedang merokok, serta menjaga perilaku seksual dengan baik. ”Segera memeriksakan diri bila menjumpai kelainan yang tidak biasa,” tuturnya.

Diketahui, kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam serviks (daerah yang menghubungkan rahim dan vagina) mulai membelah diri tanpa terkendali. Kanker serviks ini 99 persen disebabkan human papilloma virus (HPV). Selain selalu berganti pasangan, beberapa faktor lain yang mempermudah infeksi HPV adalah riwayat menikah muda pada usia kurang dari 20 tahun, sering menderita infeksi menular seksual, merokok serta ibu yang melahirkan banyak anak.

Sementara, penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Namun, ada hal atau kebiasaan yang telah diketahui meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara. Di antaranya wanita kelompok umur 35-49 tahun, memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga dekat dan memiliki riwayat penyakit payudara jinak/tumor.

Selain itu, haid pertama kali pada usia dini, menopause pada usia lanjut juga berpotensi terkena penyakit ini. Hal ini disebabkan tubuh lebih lama terpapar hormon. Tidak menikah, tidak menyusui, infertilitas, melahirkan anak pertama di atas 35 tahun, radiasi, konsumsi alkohol berlebih, pola makan tinggi lemak, kegemukan, mendapat terapi hormon jangka panjang, juga meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.

Untuk mendeteksi dini kanker ini termasuk mudah. Wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) secara rutin setiap bulan, beberapa hari setelah haid berhenti. Diketahui, sekitar satu dari sepuluh perempuan berpotensi terserang kanker payudara. Sementara, pada pria kasus kanker payudara jauh lebih kecil sekitar 1 persen. Sepanjang tahun 2005, tercatat 502.000 orang meninggal akibat kanker payudara. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan rendahnya cakupan deteksi dini akibat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara itu sendiri.

Di samping dua jenis kanker di atas, wanita juga rentan menderita kanker paru. Hal itu diakibatkan rokok. Bahkan, meski merokok lebih sedikit dibandingkan pria, wanita ternyata lebih rentan pada efek kerusakan paru akibat zat karsinogen yang terdapat dalam sebatang rokok.

Kesimpulan tersebut dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 700 pasien kanker paru baru-baru ini. Para peneliti menemukan, meski wanita merokok secara kuantitas lebih sedikit dibandingkan pria, ternyata mereka cenderung berusia lebih muda saat didiagnosis terkena kanker paru. Penelitian lain yang dilakukan para ahli dari Universitas Harvard, Amerika Serikat dan Universitas Bergen di Norwegia terhadap 950 pria dan wanita yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (COPD), penyakit akibat rokok, menemukan hasil yang hampir sama.

Diketahui, pasien COPD wanita umumnya berusia lebih muda ketika mereka didiagnosis memiliki penyakit tersebut, dan mereka merokok lebih sedikit dibanding pria. ”Wanita lebih rentan terhadap efek kerusakan paru-paru akibat rokok,” kata dr Inga-Cecilie Soerheim, peneliti tamu di Universitas Harvard yang hasil penelitiannya dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Thoraric Society’s.

Kesimpulannya, salah satu upaya pencegahan kanker adalah dengan peningkatan kualitas hidup dan hal itu dapat dimulai dari rumah. Karena itu sejatinya, sangatlah perlu diupayakan bagaimana pengetahuan mengenai kanker dikenal di setiap rumah tangga.

gambar : awwwww.org
sumber : okezone

Tidak ada komentar: