Senin, 01 Februari 2010

Dampak Negatif Era Serbakomputer


TERLALU lama memandangi komputer akan membuat mata dan badan Anda lelah. Bila itu terjadi pada Anda, segeralah periksa. Siapa tahu Anda mengalami computer vision syndrome.

Hampir setiap hari Pinta Oktorina selalu mengeluhkan matanya yang sering terasa
sakit. Perempuan yang berprofesi sebagai secretary vice president salah satu bank swasta ini tak hanya lelah, dia juga sering merasakan pusing dan otot-otot di sekitar punggung terasa pegal. “Sangat mengganggu banget deh kalau penyakit ini sudah datang, saya jadi susah berkonsentrasi,” tutur lajang berusia 25 tahun ini.

Tak tahan dengan rasa sakit yang terus menderanya, dia pun memeriksakan mata. Dokter mengatakan bahwa Pinta terkena gejala computer vision syndrome. Dokter menyarankan Pinta untuk sering-sering mengistirahatkan matanya dari layar komputer.

Problem kesehatan mata yang dialami Pinta tersebut mungkin juga dialami jutaan orang di Indonesia, apalagi mereka pegawai kantoran yang setiap hari bekerja di depan layar komputer. Saat ini, di era serbakomputer, jenis pekerjaan juga mengikutinya. Zaman dahulu lebih banyak menggunakan fisik dan padat tenaga kerja, sementara pekerjaan zaman sekarang lebih banyak menggunakan soft skill yang membutuhkan kreativitas dan kesehatan mata yang baik.

”Adapun lingkungan kerja pun juga menjadi berubah, misal dari yang semula lebih banyak outdoor menjadi lebih banyak indoor, dan juga bisa memengaruhi mata,” tutur ahli mata dari Universitas Indonesia, dr Cosmos Octavianus Mangunsong SpM.

Dia menambahkan, semakin tinggi tanggung jawab seseorang dalam pekerjaannya, semakin membutuhkan kesehatan mata yang optimal. Teknologi untuk memudahkan pekerjaan saat ini, mempunyai faktor risiko untuk menurunkan kesehatan mata.

”Berbeda lingkungan kerja maka berbeda pula penyakit mata yang ditimbulkan akibat kerja,” tandas dokter yang berpraktik di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Misal dalam lingkungan pekerjaan administratif perkantoran, Cosmos menuturkan, beberapa penyakit mata akibat kerja yang sering timbul adalah computer vision syndrome. Sindrom itu artinya suatu kumpulan gejala. Computer vision syndrome adalah suatu kelainan yang merupakan kumpulan gejala disebabkan pemakaian komputer secara berlebihan.

”Kumpulan gejala itu meliputi pusing, kelelahan mata yang bisa mengakibatkan rasa nyeri atau iritasi, mata kering, leher yang kaku atau pegal, dan mata menjadi buram atau tidak fokus,” jelas dokter mata yang juga menjadi konsultan Health Marketing.

Pada waktu memakai komputer, mata berada dalam keadaan akomodasi agar mata kita mampu membaca dari jarak baca normal yaitu 30-33 cm. Namun demikian, jarak mata kita ke layar komputer tidak selalu 30–33 cm bisa lebih jauh atau lebih dekat. Aktivitas menggunakan komputer termasuk melihat dekat yang membutuhkan daya akomodasi.

Keadaan akomodasi terus menerus dapat membuat keletihan pada otot-otot akomodasi mata. Selain itu, saat kita berkonsentrasi di depan komputer maka jumlah kedipan mata berkurang.Sewaktu mata berkedip maka akan dipompa oleh air mata berupa tear film yang segar dan segera menyelubungi permukaan bola mata.

Sementara itu, kurangnya jumlah kedipan akan membuat permukaan bola mata lebih kering dan terasa iritatif. Selain itu, menatap layar komputer secara terus-menerus juga akan membuat otot-otot leher kita menjadi tegang. Begitu juga otot-otot di punggung. Keadaan kursi yang tidak nyaman dan tidak ergonomis dapat membuat otot tubuh kita pegal dan terkadang disertai nyeri.

”Kumpulan gejala astenopia, dry eye, gejala otot leher, dan pundak pegal, serta pusing, dan mata menjadi buram merupakan kumpulan gejala yang dapat terjadi pada computer eye sindrome,” papar dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia ini.

Computer vision syndrome adalah kumpulan gejala gabungan dari gejala-gejala dry eye syndrome, astenopia, dan gejala keletihan otot tubuh terutama di bagian leher, punggung , dan pundak. Cara menghindarinya adalah dengan menghindari faktor risiko dry eye syndrome dan astenopia ditambah sedikit pelenturan otot daerah leher dan pundak.

”Untuk menghindarinya, di antaranya adalah dengan tidak terekspos oleh faktor risiko secara berlebihan,” pesan Cosmos.
gambar: myspace.com
sumber: okezone

Tidak ada komentar: