Jumat, 29 Januari 2010

Inilah Gangguan-Gangguan Kulit si Kecil!


KULIT si kecil sering menjadi perhatian para ibu-ibu muda yang baru memiliki anak. Pasalnya dengan kondisi yang masih rentan, kulit sang buah hati rawan
terkena gangguan kesehatan kulit. Mulai dari ruam popok, kerak kepala, hingga biang keringat. Jangan remehkan!

Nah, agar tak kaget bila ada masalah pada kulitnya, dr Emil R Fadly SpKK dari Jakarta Skin Center memberikan pemahaman mengenai gangguan kulit yang biasa menyerang anak-anak.

Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan pada kulit (epidermodermitis) akibat respons kulit terhadap rangsangan dari luar atau dari tubuh.

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa bercak kemerahan, beruntus, lepuh, penebalan kulit, disertai rasa gatal. Bila dermatitis akut, gejala yang ditunjukkan biasanya kulit menjadi basah, sedangkan bila kronis kulit cenderung kering.

Dermatitis ini juga dikenal dengan nama eksim. Sebaran penyakit ini dapat bersifat lokal ataupun menyebar ke seluruh tubuh.

Jenis Dermatitis dan Penyebabnya

Ada beberapa jenis dermatitis, antara lain:

Dermatitis kontak iritan & alergi

Dermatitis kontak iritan dicetuskan dari paparan ke bahan yang toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi. Pada bayi yang harus diperhatikan adalah dermatitis kontak iritan. Umumnya hal ini terjadi karena pemakaian popok, penggunaan balsam, minyak kayu putih, minyak telon, dan sebagainya.

Sedangkan dermatitis kontak alergi terjadi akibat kulit terlalu sensitif terhadap bahan kimia tertentu. Peradangan mungkin belum terjadi hingga 24–36 jam setelah kontak dengan bahan kimia tersebut.

Pencetusnya biasa adalah bahan kimia yang mengandung nikel yang banyak terdapat pada perhiasan logam, ritsleting, atau logam lainnya; latex yang terdapat pada sarung tangan atau pakaian karet, dan sebagainya. Reaksi alergi ini pun berbeda pada tiap individu.

Umumnya gejala dermatitis kontak mengalami bintik-bintik atau benjolan kemerahan pada kulit, gatal, dan bengkak.

Dermatitis Atopik

Disebut juga asma kulit, karena proses (patogenesisnya) hampir sama, biasanya ada riwayat penyakit alergi seperti asma, alergi hidung (rhinitis alergika), atau penyakit yang umum terjadi di daerah subtropis, yakni Hay fever (demam akibat alergi rumput kering).

Dasar penyakit ini pada umumnya adalah proses alergi. Nah, alergi ini dapat dicetuskan oleh faktor allergen (bahan penyebab alergi) yang berinteraksi dengan antibodi sehingga menyebabkan reaksi penyimpangan berupa manifestasi gejala alergi pada kulit. Dermatitis atopik kadang muncul pada beberapa bulan pertama setelah bayi lahir.

Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam berwarna merah dan berair. Umumnya krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan rasa gatal.

Dermatitis Seborrheic

Merupakan ruam minyak di kepala, muka, dada, dan punggung. Hal ini berhubungan dengan kelebihan produksi sebum dari kelenjar sebaceous. Sehingga pada daerah-daerah tersebut paling sering ditumbuhi jerawat. Kondisi ini umum terjadi pada usia belasan tahun.

Infeksi Kulit karena Bakteri

Infeksi bakteri pada kulit dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Pada infeksi primer, terjadi pada kulit yang normal yang biasanya disebabkan Staphilokokus aurius dan streptokokus. Sedangkan infeksi sekunder terjadi pada kulit yang sudah ada kelainan sebelumnya.

Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya infeksi antara lain:

1. Kebersihan atau higienitas tubuh bayi kurang

2. Penurunan daya tahan tubuh

3. Kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya

Infeksi kulit primer yang paling sering ditemukan pada kulit anak adalah yang disebabkan oleh strepto kokus, yaitu:

- Impetigo krustosa, lokasi pada sekitar lubang alami (mulut, hidung, telinga)

- Sedangkan pada daerah kulit tungkai, lengan disebut ektima, gejala berupa rasa gatal atau nyeri, kemerahan, nanah, krusta madu (cairan yang mengering berwarna kuning madu)

- Impetigo bulosa dengan gejala kulit berlepuh. Dikenal dengan nama lain yaitu cacar monyet, folikulitis, furunkel, karbunkel.

- Erisepelas (bercak kemerahan, bengkak, nyeri), selulitis, radang kelenjar keringat (hidradenitis supurativa & abses multel).

Bila terkena infeksi kulit oleh bakteri ini, anak bisa terserang demam atau panas badan. Artinya, bakteri-bakteri sudah menyebar ke dalam pembuluh darah. Infeksi ini dapat menyebabkan gangguan pada ginjal (glomerulo nefritis) yaitu kencing berwarna merah seperti air cucian daging.

Pengobatannya adalah dengan antibiotic topical atau oral atau sistemik, umumnya digunakan golongan penisilin atau turunannya, eritromisin, dan sebagainya.

Infeksi Kulit oleh Jamur

Infeksi jamur pada kulit dikenal dengan nama mikosis yang terbagi atas superfisial dan profunda (dalam). Pada anak-anak yang paling sering terjadi adalah infeksi jamur superfisial.

Jamur Superfisial

Jamur superfisial dibagi lagi menjadi dermatofitosis yaitu jamur yang menyerang lapisan keratin atau zat tanduk dan nondermatofitosis.

Dermatofitosis berdasarkan gejala klinisnya dibeda-bedakan berdasarkan lokasi (area yang terinfeksi) antara lain kepala (tinea kapitis), badan (tinea korporis), lipat paha (tinea kruris), tangan (tinea manus), kaki (tinea pedis), dan kuku (tinea unguium).

Infeksi kulit oleh jamur pada anak-anak paling sering terjadi di daerah kepala dan badan. Pada daerah kepala disebabkan faktor higienis, daya tahan tubuh, dan juga karena penularan dari pemakaian topi sekolah dari teman atau orang lain.

Sedangkan pada batita dan balita, infeksi jamur lain yang cukup sering adalah tinea versikolor (panu) dengan gejala seperti bercak berbatas tegas, bersisik halus tidak gatal atau gatal minimal terutama bila berkeringat, dengan berbagai warna, putih, merah, abu-abu, dan cokelat kehitaman.

Jamur Candida

Ada juga infeksi jamur yang disebabkan oleh candida albican yang dalam keadaan normal hidup di dalam rongga mulut, vagina, usus. Pada bayi infeksi jamur ini mudah terjadi karena faktor kelembapan kulit, banyak berkeringat, faktor kebersihan yang kurang, penyakit kronis, dan diabetes.

Pengobatan

Pengobatan pada penyakit jamur bisa secara topical (dioles) dan atau sistemik (diminum) yaitu golongan AZOL (myconazole, ketokonazol), golongan AMIN (terbinafin), atau golongan nistatin, griseofulvin, asam undesilenat, dan sebagainya sesuai petunjuk dokter.

Gangguan Kulit Lain yang Kerap Terjadi

Gangguan kulit lain yang sering terjadi adalah pengelupasan kulit halus disertai kulit kemerahan, beruntus-beruntus kecil pada kulit yang berambut. Penyakit ini bisa meyerang bayi baru lahir (neonatus) sampai orang tua. Umumnya terjadi akibat pengaruh dari suhu dan kelembapan udara, stres dan pola hormon androgen.

Sama seperti gangguan kulit di atas, umumnya pengobatannya dengan kortikosteroid secara topical (dioles) atau sistemik (diminum) sesuai kebutuhan berdasarkan pertimbangan dokter.

gambar : sheknows.com
sumber : okezone.com

Tidak ada komentar: