Kamis, 28 Januari 2010

Strategi Efektif Redakan Amarah Anda


Humor adalah jawaban atas segala permasalahan. Saat rasa marah mendera, cobalah ingat kejadian lucu untuk menghibur diri sendiri. (Foto: Ist)

TIAP orang bisa marah. Marah memang emosi alamiah manusia. Idealnya, kita mampu menempatkan level kemarahan pada porsinya. Tapi tak jarang, kita justru dikuasai amarah hingga tak bisa mengendalikan diri.

Rasanya, kita sudah berupaya keras mengendalikan kemarahan dengan tidak mengekspresikannya, atau bahkan dengan cara lebih baik, yakni tidak menggubrisnya. Namun tak jua meredakan amarah.

Nasihat yang sudah sangat akrab di telinga yakni “menghitung 1-10” sering kali kita ikuti. Tapi, mengapa kemarahan tetap tak terkendali? Inilah beberapa strategi yang cukup efektif untuk mengendalikan kemarahan Anda, seperti dilansir Shine.

Jangan ekspresikan rasa marah

Banyak orang percaya pada hipotesis kartasis (meluapkan amarah dengan berbagai cara untuk meringankan kemarahan dalam diri) dan pemikiran bahwa mengekspresikan kemarahan adalah menyehatkan mental dan memulihkan perasaan mereka.

Tapi nyatanya tidak selalu demikian. Berbagai kajian menunjukkan bahwa mengekspresikan kemarahan justru menambah kemarahan. Akan lebih baik kalau Anda bersikap tenang.


Tunggu hingga esok pagi

Anda kesal dengan sikap pasangan saat lupa bahwa malam tadi Anda berulang tahun. Daripada mengumbar kemarahan saat ia tengah capek pulang kantor, lebih baik tunda protes Anda hingga keesokan hari. Siapa tahu, esok pagi kemarahan Anda sudah hilang sehingga Anda bisa menyampaikan kekesalan dengan cara yang santun.


Cermin diri

Kita tentu tidak suka dalam posisi tersudut dan disalahkan atas pekerjaan yang sudah kita tunaikan dengan sempurna. Namun, dalam rangkan mengelola emosi, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya salah?” dan merespons kritik orang lain dengan lebih baik.


Tertawa

Humor dan olahraga adalah jawaban atas segala permasalahan. Saat rasa marah mendera, cobalah ingat kejadian lucu untuk menghibur diri sendiri.

Cara lainnya, sampaikan kekesalan dengan kata-kata yang lebih halus. Daripada mengatakan, “Bisakah kamu menjawab e-mail saya, jadi saya bisa segera menyelesaikan semua tumpukan pekerjaan ini?” lebih baik katakan, “Saya berkhayal ada beo di ruangan kerjamu dan terus berceloteh sampai kamu mengirimkan e-mail balasan ke saya.”

Keuntungan lain meredakan amarah lewat pendekatan tersebut adalah, tak peduli bagaimanapun orang lain merespons, kemarahan Anda akan terkurangi dan merasakan hati lebih lega.

gambar: break.com
sumber:okezone.com

Tidak ada komentar: